MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENYANTUNI
KAUM DHUAFA
Disusun oleh :
Acitia
Prabawanto (01)
SMA
NEGERI 1 BANTUL YOGYAKARTA
KELAS
XI MIA II/ SEMESTER I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Akhir-akhir ini banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat
yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan. Akibat dari krisis ekonomi yang
berkepanjangan, yang hingga sekarang belum ada ujungnya. Banyak terdapat kaum
dhuafa yang membutuhkan uluran tangan dari semua yang berada di kalangan atas.
Dhuafa sendiri merupakan sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau
mereka yang tertindas.
Dalam
hadist di terangkan, seorang bertanya kepada Nabi SAW, “Islam yang bagaimana
yang baik ? “ Nabi SAW menjawab, “Membagi makanan (kepada fakir miskin) dan
memberi salam kepada yang dia kenal dan yang tidak dikenalnya.” (HR.Bukhari).
Dalam hadist yang lain juga dijelaskan bahwa perumpamaan orang-orang yang beriman
di dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala
mengeluh (pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim).
Dengan
latar belakang tersebut kami disini menyunguhkan tentang bagaimana menanggapi
masalah menyantuni kaum dhuafa.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa pengertian kaum
dhuafa ?
2.
Apakah saja dalil
tentang menyantuni kaum dhuafa?
3.
Apakah yang dimaksud
dengan menyantuni ?
4.
Apa saja contoh
penerapan dan sikap perilaku dari ayat tersebut?
1.3 TUJUAN
1.
Menjelaskan pengertian
kaum dhuafa
2.
Mengetahui dalil dan
perintah Allah untuk menyantuni kaum dhuafa
3.
Mengetahui pengertian
menyantuni
4.
Mengetahui penerapan dan
sikap perilaku dari ayat tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
KAUM DHUAFA
Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan,
kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang
tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir
miskin, anak-anak yatim dan orang cacat.
Pengertian Kaum Dhuafa
· Dari
segi ekonomi : adalah mereka yang fakir dan miskin (tertekan keadaan) bukan
malas.
· Dari
segi Fisik : adalah mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas).
· Dari
segi Otak : adalah mereka yang kurang cerdas (bukan karena malas)
· Dari
segi Sikap : adalah mereka yang terbelakanag (bukan karena malas)
2.2 PERINTAH
UNTUK MENYANTUNI KAUM DHUAFA
Berikut
adalah dalil tentang menyantuni kaum dhuafa yang terdapat dalam Al-Quran :
A.
Surat
Al Isra’ Ayat 26 & 27
Ï
Artinya :
(26) Dan
berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang
dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara
boros.
(27) Sesungguhnya
orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya.
B.
Surat Al-Baqarah 177
(177) bukanlah
menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi
Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian,
malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang
memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)
hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang
benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
C.
Kandungan
Surat Al Isra’ ayat 26 dan 27
Pada ayat 26,
dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan kasih sayang,
cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan kepada
kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk ditolong.
Allah memrintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada
orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu
kepada kerabat, orang miskin, dan orang terlantar.
Pada ayat 27, Allah
mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros. Mereka dikatakan
sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut kepadanya. Orang
yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam perkara yang tidak
mengandung ketaatan.
Surat Al-Baqarah ayat 177
Pada ayat ini yang dimaksud dengan
kebaikan adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai
berikut :
1. Memberi
harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
2. Memberikan
bantuan kepada anak yatim.
3. Memberikan
harta kepada musafir yang membutuhkan.
4. Memberi
harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
5. Memberikan
harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
6. Memjalankan
ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan.
7. Menunaikan
zakat kepada orang yang berhak menerimanya.
8. Menepati
janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian. Akan tetapi, terhadap janji yang
bertentangan dengan hukum Allah (syariat islam) seperti janji dalam perbuatan
maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram) dilakukan.
2.3 PENGERTIAN MENYANTUNI
Maksud dari menyantuni kaum dhuafa ialah memberikan harta
atau barang yang bermanfaat untuk dhuafa, dan menurut para ulama menyantuni kaum dhuafa akan
menyelamatkan diri kita dari api neraka. Untuk anak yatim, Islam memerintahkan
kita untuk memeliharanya, memuliakannya dan menjaga hartanya sampai anak yatim
tersebut dewasa, mandiri dan bisa mengurus hartanya sendiri. Untuk fakir
miskin, kita harus menganjurkan orang untuk memberi makan.
2.4
PENERAPAN SIKAP DAN PERILAKU
Pencerminan terhadap
Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat melahirkan perilaku,
antara lain sebagai berikut:
1.
Bekerja dengan tekun
untuk mencari nafkah demi keluarga.
2.
Suka menabung dan tidak
pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3.
Menjauhi segala macam
kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4.
Suka bersedekah,
khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga dan tetangga terdekat.
5.
Mempelajari ilmu agama
dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Kaum dhuafa adalah golongan manusia yang hidup dalam kemiskinan,
kesengsaraan, kelemahan, ketakberdayaan, ketertindasan, dan penderitaan yang
tiada putus. Kaum dhuafa terdiri dari orang-orang yang terlantar , fakir
miskin, anak-anak yatim dan orang cacat.
Sebaiknya kita sebagai orang yang
berkecukupan, harus lebih bersyukur dengan apa yang telah kita punya dengan
selalu melihat orang-orang yang ada dibawah kita dalam hal materi.dan sebagai
orang yang berkecukupan, kita harus membantu dan membagi sedikit apa yang kita
punya untuk meringankan beban mereka.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bab-2-menyantuni-kaum-dhuafa_4154%20makalah.htm
http://www.Tiach%20oppppzzzzz%20%20MENYANTUNI%20KAUM%20DHU%E2%80%99AFA.htm
http://www.i%27m%20princess%20belle%20%E2%98%BA%20%20Ayat-ayat%20Al-Quran%20Tentang%20Menyantuni%20kaum%20dhuafa.htm
http://www.ISLAM%20%20Perintah%20Menyantuni%20Kaum%20Dhuafa.htm
2 komentar:
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
How to get free spins at online casino in India - KDAL
How to get free spins at online casino in India - KDAL As per usual, most players are given kadangpintar no opportunity งานออนไลน์ to win cash without first getting the same 메리트카지노 bonus money.
Posting Komentar